Kamis, 03 September 2009

Keajaiban cinta

Percaya Cinta, Percaya Keajaiban

by [EMAIL PROTECTED] | posted 04/03/2006

Seorang anggota keluarga dekat sempat bertanya keheranan, kenapa orang
yang setegar saya bisa menangis ketika ayah meninggal. Yang membuatnya
tambah heran, karena saya adalah satu-satunya orang yang menangis
menjelang penguburan. Dan Andapun boleh heran dengan saya.

Ini memang bukan cerita sinetron yang mau mengundang rasa kasihan Anda.
Melainkan, pengungkapan perasaan duka kehilangan seseorang yang lama
menjadi

sumber cinta saya. Berbeda dengan saya yang mengenyam pendidikan relatif
tinggi, ayah hanya tamatan kelas tiga SD zaman Belanda. Untuk itu, bisa
dimaklumi kalau ia tidak menggunakan bahasa verbal sebagai sarana
pengungkapan cinta.

Saya hampir setiap hari bernyanyi lagu every day I love you bersama
anak-anak. Sedangkan ayah, ia tidak pernah mengucapkan satupun kata
cinta. Tidak juga pernah bernyanyi cinta khusus buat saya. Bahasa
verbalnya lebih banyak diam.

Apa lagi sekarang, ia diam selamanya!

Yang membuat saya menangis bukan bahasa verbalnya, melainkan bahasa
hidupnya. Sebelum meninggal, ia mengumpulkan uang untuk seluruh biaya
upacaranya. Seolah-olah tidak mengizinkan celah sedikitpun pada anaknya
untuk "membayar" hutang-hutang kami. Atau seperti menghayati betul apa
yang pernah ditulis Emma Goldman yang menulis : "Bila cinta mengharapkan
bayaran, itu bukan cinta, melainkan sebuah transaksi".

Ketika saya masih teramat kecil, di halaman rumah ia sering mengajak
berjalan-jalan sambil menambahkan gelar "sarjana hukum" di belakang nama
saya. Sepertinya sedang mencita-citakan anaknya untuk sekolah
setinggi-tingginya. Dan menunjukkan pemahaman yang dalam, hanya dengan
pendidikan kehidupan bisa ditransformasikan. Digabung menjadi satu, he
has been the best father to me. Lebih dari semua ini, cinta ayah juga
sering menghadirkan keajaiban-keajaiban. Dengan penuh rasa syukur kepada
Tuhan, dari zaman teramat miskin dulu sampai dengan sekarang, kami
sekeluarga tidak pernah kelaparan, atau kekurangan uang yang membuat
kami dililit hutang.

Ketika merantau di Inggris dulu, dengan bea siswa untuk seorang, dan
dimakan untuk empat orang. Ada saja keajaiban yang membuat hidup jadi
panjang. Demikian juga ketika "nekat" jadi pimpinan puncak perusahaan
tanpa pengalaman memimpin yang memadai. Sudah lama banyak anak buah
meramalkan, kalau di RUPS nasib saya akan tamat. Akan tetapi, dengan
alasan-alasan yang tidak sepenuhnya bisa dimengerti, sampai sekarangpun
saya masih duduk di kursi karir yang cukup tinggi. Demikian juga dengan
pekerjaan sebagai pembicara publik. Hinaan, cercaan, ejekan memang
pernah datang. Tetapi, entah dari mana datangnya keajaiban, semua itu
tidak pernah bisa mengerem kecepatan karir saya sebagai pembicara
publik.

Dengan seluruh cerita ini, percaya ataupun tidak, saya meyakini sekali
kalau cinta bisa menghadirkan keajaiban-keajaiban. Berikut adalah
sebagian kecil contoh keajaiban-keajaiban yang bisa dihadirkan cinta.

Kejaiban pertama, cinta membuat orang jadi awet muda dan berumur
panjang. Sebagaimana pernah dikutip majalah Reader Digest, salah satu
ciri orang yang awet muda dan berumur panjang adalah memiliki
setidak-tidaknya seseorang untuk dicintai.

Sebenarnya penemuan ini amat logis. Sebab, dengan memiliki orang yang
kita cintai, meniti karir dan nafas kehidupan lainnya bisa dilakukan
tanpa rasa capek yang mengganggu. Capek saya sering kali hilang, kalau
membayangkan anak-anak lulus dari sekolah ternama di luar negeri. Atau
membayangkan isteri menikmati sekali hidup bersama saya. Atau mengetahui
bahwa Ibu mensyukuri sekali pernah melahirkan anak seperti saya.

Keajaiban cinta yang kedua, bila Anda selalu mencari sesuatu yang baik
dalam diri orang lain, Anda akan menemukan sisi terbaik dari diri Anda
sendiri. Ini saya alami sendiri. Sebagai manusia biasa, saya juga pernah
memenuhi hidup dengan pandangan-pendangan negatif tentang orang lain.
Atau sedikit-sedikit menghakimi orang lain. Energi negatif tadi,mungkin
tidak memakan orang yang saya benci. Tetapi saya rasakan sendiri, ia
memakan badan saya sendiri. Namun, semua ini berubah secara radikal,
sejalan dengan kemajuan untuk belajar melihat sisi positif orang lain.
Entah dari mana datangnya keajaiban, kekaguman orang lain, rasa hormat
orang lain, rasa percaya orang akan apa yang saya tulis dan bicarakan di
depan umum, datang mengalir secara amat mudah.

Keajaiban yang ketiga, cinta sering membuat yang tidak mungkin jadi
mungkin. Sebagaimana pernah dituturkan seorang Ibu dalam buku Chicken
Soup for the Couple Soul, tubuh Ibu yang lemah tadi bisa menyelamatkan
suaminya dari serangan beruang besar dan ganas. Tadinya ia takut melawan
beruang tadi. Akan tetapi, karena suaminya adalah satu-satunya kekayaan
yang paling berguna, maka dia lawan dengan penuh kemampuan. Entah dari
mana datangnya keajaiban, beruang besar tadi lari ketakutan melihat
perlawanan wanita lemah tadi.

Anda bebas memilih, antara percaya atau tidak percaya. Yang jelas,
pengalaman saya bersama Ayah tercinta menunjukkan, cinta menaburkan
keajaiban di mana-mana. Teriring cinta buat Ayah tercinta, Kahlil Gibran
pernah menulis: "Kenangan adalah anugerah Tuhan yang tidak dapat
dihancurkan oleh maut."


---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar